Philippines, December 2019

            16 Desember 2019, setelah begitu banyak drama dari pendaftaran sampai waktu keberangkatan.. akhirnya berangkat juga dengan perasaan yang tentunya mengembirakan. Perasaan legah setelah UAS, dan hanya memikirkan holiday. . .

            Senin, sebelum berangkat . . .

“Diinfokan kepada semua mahasiswa Exchange jam 09:00 kita kumpul di Dekanat dan akan dilepas langsung oleh Dekan” (Pesan singkat dari pak AZ lewat WA group)

Daan lagi-lagi ya, yunita belum siap dengan perlengkapan kecil-kecilan yang penting di bawa ke Luar Negeri. Waktu menunjukkan pukul 08:30, banyak rentetan barang yang belum lengkap dan harus dibeli terlebih dahulu… alih-alih membeli barang dan mempersiapkan perlengkapan keberangkatan malah disuruh kumpul di dekanat.. well, siapa yang nggak kelabakan coba ya.. tiba di dekanat pukul 09:00 semuanya belum ngumpul, ada yang sibuk masih UAS, ada yang masih kerepotan ngurusin baju tari, ada yang ngurusin proposal PKM (sebelum berangkat proposal PKM haru beres)… menunggu dan menungggu lama di dekanat akhirnya pak wadek mengabarkan bahwa bapak dekan ada agenda rapat petinggi fakultas… dengan menghembuskan napas panjang, akhirnya kami meutuskan pulang ke rumah/kos masing-masing dan mempersiapkan yang belum dipersiapkan. . .

            Boarding time 14:45.. check in 1 jam sebelum itu ya.. untung sudah melakukan Check in online jadi agak sedikit aman.. berangkat dari rumah yaah tentunya yunita diantar keluarga ya kan, pukul 12:30 berangkat menuju bandara Fatmawati Soekarno Putri, Bengkulu.. ohohoh sampai di bandara sedikit terkejut ternyata ada teman-teman ku yang sudah menunggu disanaa.. mereka datang lebih awal dari aku yang mau berangkat.. but, thanks a lot guys. . . setelah semua prosesi temu kangen, dan say good bye kepada keluarga dan semua teman-teman yang datang, akhirnya waktu keberangkatan kami tiba.. etsss, sebelum berangkat tentunya kita harus check in lagi ya, memastikan semua barang-barang sebelum pesawatnya take off. Hahah,, waktu melakukan penimbangan koper sungguh terkejut koper ku lebih dari target kabin yaaa.. well, kebayar bagasi ..huhuhuhuh nggak usah disebutin ya berapa nominalnya, tentu kalian bisa menebak sendiri.. karena berangkat dari Bengkulu itu menggunakan Lion Air ,yah jadi gitu dehh . . .

           

Berangkat dari Bengkulu

            Kurang lebih perjalanan Jakarta-Bengkulu 2,5 jam ya. Akhirnya pesawat yang membawa kami landing juga di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta… karena pak AZ dan buk tut berangkatnya dengan pesawat yang terpisah dengan kami. Akhirnya tiba juga beda terminal.. kami menunggu di lobby seperti penumpang lainnya.. tiba waktu ashar, dan kami bergegas Sholat Ashar, tanpa sadar diri nggak bawak HP, nggak bawak passport dan tanda pengenal lainnya, akhirnya kami dicegat sama satpam bandara nggk boleh masuk lagi ke lobby.. (karena sholatnya diluar ruang tunggu).. hahah,, mau ketawa sendiri, tapi itu beneran lucu. Ya ampuuun . .  .Tiba di Jakarta waktu Ashar, tapi pesawat yang membawa kami ke Philippines itu jam 00:00. Kebayangkan betapa bosannya menunggu di bandara.. jadi kami melakukan semua kegiatan keliling bandara, mulai dari sholat, makan dan foto-foto.. tanpa disadari jika di Kota besar waktu terasa begitu cepat. . .

            Waktu menunjukkan kurang 30 menit lagi waktu take off, seperti biasanya penumpang lain check in untuk memastikan tiket dan segala macam data penumpang sudah siap… huhuu kebayang ya gimana perasaan kami saat itu.. tentunya sebelum berangkat kami harus ke money changer untuk menukarkan uang Rupiah menjadi Peso/Piso Philippines


Perjalanan yang ditempuh Jakarta-Philippines kurang lebih 5 jam, dan kebayang ya kami nggak bisa nikmatin perjalanan karena berangkatnya tengah malam. Nggak ada kegiatan lain selain tidur saja di pesawat.. waktu menunjukkan pukul 05:00 waktu Philippines dan artinya di Indonesia masih pukul 04:00 WIB, karena bedah waktunya 1 jam dari Indo, kami tiba di Ninoy Aquino International Airport (Bandara Philippines). Seperti waktu di Indo, melaksanakan kewajiban sebagai muslim setelah itu check in sebagai WNA di bagian Emigrasi Philippines.. gilaakk, ternyata banyak yaa yang datang ke Philippines antreee nya gitu panjangnya . . .

            Setelah mengikuti semua prosedur WNA, kami menunggu dijemput oleh staff dari PSU. Nggak disangka ternyata mereka sangat ramah dan begitu welcome. Kami dijemput dengan staff KSLI nya langsung dan akrab disapa (Papa Mike).. uuhhh saat nulis ini, aku jadi kangen beliau.. beliau sangaaattt baik seperti papa kami sendiri.. beliau yang ngurusin kami dan begitu sabar menghadapi kami yang seperti botcah.. I Love So Much papa mike, semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu diberikan umur panjang.. aaamiiiin…. Oleh papa mike, kami langsung diantar ke dorm(mess PSU) dan perjalanan kami menuju dorm itu seharian karena boleh dibilang kampus tujuan kami itu berada di kabupaten lain jadi agak sedikit jauh dari bandara, perjalanan ke sana itu lumayan macet.. jadi banyak waktu kami di jalan.. sesampai di dorm, papa mike minta kami bersiap-siap dan nanti akan dijemput setelah maghrib untuk tampil nari.  . . wahhh,, syookk ya ampun,, belum selesai mabuk perjalanan harus segera mandi, dandan secepat mungkin, belum makan, harus nari? Fufuffufu (melelahkan) .   .

     

Dokumentasi ketika membawakan tarian Senandung Bumi Rafflesia

            Waktu tiba di tempat show agak terkejut sih, karena itu adalah acara Universitasnya, dan semua elemen ada di sana. Mahasiswa, dosen, WR, staff semuanya ada. Dan kami, anak Bengkulu diminta tampil disana.. terbayang yaaa rasa yang campur aduk. . . tapi alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, sebenarnya ada kesalahan dalam gerakan, tapi karena mereka juga nggak paham jadi tertutupi ya. . . heheh… ini adalah pengalaman terkocak dan sekaligus pegalaman pertama membawakan tarian Bengkulu, dan itu di luar Negeri… wahahah ada rasa bangga juga kami sebagai penari international . .  

            Setelah malam pentas seni, selanjutnya kegiatan kami esok paginya adalah temu dan tukar pikiran bersama Pangasinan State University. Kegiatan formal lainnya dengan banyak rangkaian sharing-sharing Universitas..

Sesuatu yang dapat diambil nilai positif dari mereka adalah “saling menghargai, walaupun berbeda keyakinan mereka sangat menghargai dan begitu perduli dengan orang lain” Terima kasih Mom sally (Kepala UPT KSLI, Papa Mike staff KSLI,semua elemen birokrasi, mahasiswa dan  tentunya Pangasinan State University, Bayambang Campus) terima kasih sudah mengukir cerita indah di tahun 2019  . . .

SEE YOU GOOD BYE PANGASINAN STATE UNIVERSITY, SEE YOU PAPA MIKE, MOM SALLY, DORM PSU … :(

Setelah beberapa hari di kampus PSU, kami diantar oleh papa mike menuju Manilla… karena di Manilla masih ada agenda kunjungan kampus lagi.. seperti turis pada umumnya kami tinggal di apartemen yang kalo nggak salah ingat itu lantai 15 ya … lucunya tempat tidur di penginapan ini kami menyebutnya seperti di pesawat, karena apa? Kasurnya bertingkat-tingkat dan setiap sudutnya ada cermin.. :) … sudah satu minggu di Philippines, tapi tidak pernah makan dengan lahapnya masakan berlabel hallal.. iya, susahnya kita hidup di Negara minoritas Islam ya itu, harus selektif dan hati-hati tentunya harus menjaga iman. Beberapa hari di Philippines kami tidak pernah mendengar suara Adzan selain dari Hp dan belum pernah ketemu dengan masjid.. tapi, Alhamdulillah di depan penginapan kami ada warung makan kecil-kecilan yang semua masakannya berlabel hallal.. ada penjual nasi (kalo di Bengkulu sebut saja nasi Padang) , menjual semua masakannya hallal, akrab disapa nanai (dalam bahasa Philippines ibu) . nanai ternyata seorang muslim, yang sudah tidak punya keluarga lagi, beliau bercerita bahwa ia sudah lama tidak sholat dan menjalankan kewajiban muslim seharusnya.. di sini nanai dibantu oleh keponakan-keponakannya yang akhirnya dia memutuskan berjualan nasi.. makanan yang dijual nanai itu mirip kayak di Indonesia, hanya saja makanan khas Philippines itu gulai asam. Jadi kebayang yaa tiap harinya kami makan gulai asam, tapi kenyataannya tiap paginya kami makan sosis, telur,dan miee.. hahaha,, kebiasaan mahasiswa kami bawak ke Philippines dongg ya…

Di Manilla, tujuan kampus kami adalah University Of Santo Thomas. Merupakan Universitas Favorit di Manilla.. beruntungnya disini ada Bernard yang pernah PPL di UNIB tahun lalu.. senang dong, senang ya ada Tour Guide . berkeliling melakukan aktivitas di Santo Thomas, setelah itu beberapa hari kami juga mengelilingi Manilla, dibawa ke tempat-tempat recomended manila… dan sampai pada cerita yang tidak boleh dilupakan bahwa Yunita dan teman-teman satu kamar pernah kesesat ketika naik Jeepney (Angkot Versi Philippines)… singkat cerita waktu itu, ke pasar, pasarnya kayak pasar panorama kalo di Bengkulu. Jadi terlalu rame yaa karena memang suasana mau natalan.. kami teman sekamar akhirnya ketinggalan rombongan Pak AZ dkk, lalu kami mandiri memilih pulang naik Jeepney sendiri, dan tragisnya tempat penginapan kami itu oom jeepney nggak tau… akhirnya kami 3 kali tukar jeepney endingnya kami memilih naik grab. Naik grab pun ditolak berapa kali, karena kami 5 orang yang di pesan adalah mobil 4 orang .. hahah (well, kalo kalian baca cerita ini mungkin bagi kalian nggak lucu, tapi sungguh ini adalah moment terlucu yang pernah ada di hidup ku guys, di luar negeri lagi) :) :D

Sedikit memberi gambaran, bahwa Manilla itu sangat mirip dengan Jakarta Indonesia, karena apa? Karena kotanya padat, berisik, ramai dan tentunya banyak kampung kumuh juga. Tapi ada bedahnya di Philippines pemerintahnya menentang keras adanya merokok,dan dilarang keras anak-anak yang belum dewasa untuk mengendarai kendaraan.. jadi, kita yang mahasiswa atau pelajar yang belum menikah wajib menggunakan kendaraan umum.. keren yaa, walau kotanya padat, dan banyak kampung kumuh, tapi warganya mematuhi aturan.. walau di pasar tidak ada yang namanya kecelakaan dan oom angkot yang emosian.. keren keren kereenn ….  Oh iya, sedikit cerita juga, bahwa di Philippines khususnya manila ternyata kami mendengar suara adzan dari masjid dan memang ada Moeslim Town disini. Senang ya akhirnyaa ketemu saudara sesama muslim. Sempat bertanya ternyata yang mendirikan kampung ini adalah muslim Malaysia,, jadi mirip-mirip kampung China di Bengkulu, semuanya masakan nuansa Arab…

Banyak hikmah yang di dapat dari perjalanan ini… terima kasih YA ALLAH, telah memberikan kesempatan untuk ku berada di Puncak Salju akhir tahun 2019… terima kasih FKIP, teman-teman seperEXCHANGEan .. semoga ukhuwah kita akan selalu terjaga sampai kapan pun…. Aaaamiiin

Teman-teman maaf ya saya mengambil topik “Salju” padahal di Philippines tidak ada salju. Jadi, Salju yang saya maksud di Sini adalah situasi yang pernah didambakan akhirnya datang juga walau terkadang sedingin salju yang turun, tapi nikmatilah prosesnya . .  . (YR, 2019). . .

Semoga teman-teman dapat mengambil hikmah dari cerita ini, dan semoga teman-teman bisa keluar negeri juga. .  . . aaamiiinn. .

See you  .  .  . :)